Your Ad Here

Saturday, July 7, 2007

Si Opie Kucingku

Umurnya ...

sudah 14 tahun. Ndak muda lagi untuk sejenis kucing. Mungkin didunia manusia dia sudah seumuran mbah saya. Bulunya lucu. Warnanya coklat muda di bagian badan dan coklat tua dibgian kaki, telinga dan hidung. Mirip seragam pramuka. Sukanya loncat-loncat (dulu waktu masih muda) tapi sekarang cuma bisa duduk nongkrong di teras depan sambil melihat orang-orang yang lewat di jalan. Kasihan ...


Yang ...

paling menjengkelkan waktu si Opie buang kotoran ditempat tidur Ibu. Saking sayangnya Ibu, selalu ada kata maaf buat si Opie. Kadang aku heran, apa yah istimewanya si Opie? Kalo sakit selalu ditelponkan dokter hewan untuk datang kerumah memeriksa si Opie. Lha ... kalo aku yang sakit, paling suma dibelikan obat di toko depan. Alasan Ibu, di kan kucing ( sudah tahu ) yang ndak bisa ngomong, kalo sakit ndak bisa cari obat sendiri, bisanya cuma mengeong. Selalu kalah ...


Pulang ...

dari kantor aku terasa capek berat. Bercita-cita nongkrong diteras depan sambil minum secangkir kopi dan snack. Sampai dirumah, ... si Opie yang melas (karena sudah tua ) datang menyambut sambil mengeong. Punggungnya digesek-gesekkan ke kakiku. Aneh ... kenapa yah dia? Ganti baju dan meracik secangkir kopi dan beli snack di toko depan rumah. Duduk tenang dan menikmati indahnya sore sambil menyapa para tetangga yang baru pulang dari kerja. Ujug-ujug ( tiba-tiba - bhs jawa ) si Opie datang dan meloncat duduk dikursi sebalahku. Ngeoooong ... berkali-kali. Apa sih? kenapa aku tertarik untuk memperhatikan si Opie yang manja. Yang sering diajak ngomong sama Ibu, yang sering memijit Ibu kalo sedang menonton TV, yang ndak mau ikan asin, yang maunya cuma ikan bandeng campur makanan kaleng dan nasi ( untung ndak suka sama soto madura ). Aku lihaaaat aja si Opie. Kok ... lama-lama aku kasihan sama dia. Aku mulai berpikira kalo si Opie memang pantas di sayangi. Wajahnya yang lucu dan melas, suaranya yang kecil dan manja, kadang penurut, kalo dipanggil namanya selalu menolehkan kepalanya. Lucu juga si Opie ...


Acara ...

melepas sore dengan menikmati secangkir kopi menjadi acara sayang-sayangan dengan si Opie yang sebelumnya aku ndak perduli. Kan dia hanya seekor kucing ( itu pikiran sebelum ngopi dan duduk bersama dengan dia ). Oalah Pie ... Opie ... kamu kok lucu ...

Opie ku yang malang ... kenapa kamu lucu dan manis ...

No comments: